Thursday, March 26, 2009

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Bulan Rabi'ul awwal merupakan bulan y meriah bagi sebagian umat Islam. Ada sebagian kita y menyelenggarakan acara Maulid Nabi SAW. Btw, kamu tau g sih sejarah peringatan Maulid Nabi SAW? Klo tau, kamu malah g mau merayakan'a lho! Kok bisa?

BANYAK PENDAPAT
Sebener'a, 12 Rabi'ul awwal bknlah tgl pas kelahiran Nabi SAW. Mengapa? Krn ada juga y berpendapat bhw Nabi SAW lahir di tgl selain tgl itu.
Ada berpendapat bahwa Nabi SAW lahir pd 2 Rabi'ul awwal. Ini pendapat Ibnu Abdil Barr. Ada y berpendapat tgl 8 Rabi'ul awwal, sbgmn diceritakan Al-Humaidi dari Ibnu Hazm, y didukung oleh kebanyakan ahli hadits. Ada y berpendapat tgl 9'a, spt Abul Hasan An-Nadwi, Zahid Al-Kautsari, dan Al-Mubarakfury. Ada juga y mengatakan tgl 10, spt Al-Baqir. sdgkan y berpendapat tgl 12 adl Ibnu Ishaq, dan inilah y terkenal sbg pendapat mayoritas ulama. Y berpendapat pd tgl 17 dan 18 juga ada. Itu baru masalah tgl'a di bulan y sama. Ada juga beda pendapat tentang bulan kelahiran Nabi SAW lho!
Perbedaan pendapat ini menunjukkan klo sbnr'a perkara memperingati hari lahir itu bkn sesuatu y penting di mata Rasulullah SAW dan generasi sahabat. Klo itu penting, pasti deh sewaktu zaman Nabi SAW atau beberapa saat setelah beliau menjadi Rasulullah ada sahabat y merunut balik untuk mencari tau kpn tgl lahir Nabi SAW y tepat itu kapan.

SUDAH ADA SEJAK SALAF?
Suatu saat di sebuah acara pengajian di tv, bapak y jadi penceramah bilang klo maulid Nabi SAW ini udah diperingati sejak zaman para sahabat Nabi SAW, benarkah demikian?
Ternyata para ulama berkata lain. Para ulama menegaskan klo acara maulid Nabi SAW ini g pernah diadakan di zaman para sahabat Nabi SAW, bahkan juga dua generasi berikut'a, yaitu zaman para murid sahabat Nabi SAW. Contoh ulama itu adl Ibnu Hajar Al-Asqalani, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan Ibnul Qayyim dalam. Ada juga y lain lho.
Abul Khair as-Sakhawy, sebagaimana dinukil oleh Muhammad bin Yusuf ash-Shalihy dalam Subul al-Huda wa ar-Rasyad fi Sirati Khairi al-'Ibad, Tajuddin Umar bin Lakhmi al-Fakihani, di dalam risalah'a Al-Maurid fi al-Kalami 'ala al-Maulid, Al-Imam Abu Zur'ah al-Waqi, sebagaimana dinukil oleh Ahmad bin Muhammad bin ash-Shiddiq dalam Tasynif al-Adzan, dan Muhammad Abdussalam asy-Syuqairi, dalam as-Sunan wa al-Mubtada'at al-Muta'alliqah bi al-Adzkar wa ash-Shalawat.

to be continue... (next: SIAPA PELOPORNYA?)

No comments:

Post a Comment

please leave a comment for us